The story began when mamah dan banyak orang yang sering protes klo saya mandi terlalu lama. Menurut saya pribadi sesungguhnya mereka gak menyadari bahwa, ada suatu keajaiban yang bisa kita rasakan saat berlama-lama di WC. That's true. Entah kenapa WC, bagi saya, selain jadi 'surga pembebasan' (baca: pembebasan saat mules-mules tiada akhir melanda) WC juga jadi tempat suci penyubur ide dan masin waktu. WC itu "inspirasi" banget, guys.

Serius. Saya gak bohong klo saya bilang WC itu "inspirasi" banget, soalnya nih a lot's of idea comes when you inside there. Entah kegiatan apapun yang kamu lakukan di sana, ide selalu datang bertubi-tubi di otak, tapi sayangnya gak bisa langsung di tulis, dan pas banget kamu keluar dari sana, ide itu tiba-tiba aja ilang, ZONK, how poor isn't it? sayang banget kan?

Ide yang datang bertubi-tubi bisa apa aja. Biasanya nih mulai dari memori. Sebagai makhluk penuh kenangan, dari alam bawah sadar kita seringnya nyimpen kenangan-kenangan yang tentu aja susah dilupain, nah dari sini deh memori itu bisa bangkit. Di WC selaksa waktu seolah membeku dan menyeret kita pada satu, dua ingatan, inilah alasan saya mengapa WC bisa bertransformasi jadi 'mesin waktu'. The First memory come is, ingatan-ingatan konyol sewaktu kecil, kekesalan kita kepada something dan someone, someone special can't you erase in your heart (ehem), your salary not coming yet ( :p ), banyak banget tugas yang belum dikelarin, banyak banget janji yang minta dilunasi (itu janji atau hutang?), dan masih banyak lagi.

Tapi di waktu yang bersamaan, muncul juga ide bagus yang tiba-tiba mampir sebagai 'jalan keluar' dari semua ingatan itu. Umpamanya nih, kayak kita jatuh di kolam susu, sakit campur enak gitu, eh terus ketemu selendang bidadari, beruntung banget kan? rasanya tuh 'amazing'. Jadi kita berasa jadi seseorang yang baru. Untuk saya pribadi ngerasa ringan aja pas busa sabun aroma jasmine (aroma sabun kesukaan saya) menyentuh tiap pori-pori di kulit, ditambah lagi dengan gigilnnya air seolah menghempas saya pada satu titik kenyataan bahwa hidup bukan sekedar pilihan, pilihan-pilihan untuk terus hidup didalam memori atau tidak, tapi juga penerimaan.

Mungkin kamu punya makna tersendiri soal konsep 'penerimaan' ini, tapi buat saya, baru saya selesai mandi, penerimaan it's same meaning as ikhlas. Ikhlas bahwa kita gak bisa kembali ke masa lampau untuk memperbaiki semua kekonyolan, kesalahan, atau mengembalikan seseorang yang terlanjur hilang. Kita cuma punya satu jalan yaitu terus maju kedepan, moving forward.

Gak nyangka kan klo WC itu 'inspring'? Saya gak menyarankan kalian untuk ikut berlama-lama di WC seperti saya. Tapi kalo kalian masuk WC yang bersih, nyaman, dan gak ada bau yang aneh-aneh tentunya, coba resapi nikmatnya berada di sana dan coba untuk 'hentikan waktu'.

Dan saat saya harus kembali ke WC, ditemani backsound air bergemericik syahdu, atau saat saya sedang dilanda mules tak berkesudahan lalu masuk ke 'surga pembebasan' sambil ditemani suara 'plung-plung' yang sama syahdunya. Maka sekali dua kali saya kembali menghentikan waktu dan memutar kembali memori yang berjejalan di otak saya, kamu-kamu yang memilih pergi, kamu-kamu yang pernah menjejakkan kaki di hati, kamu-kamu yang memilih stay close with me. Memori sedih, senang, kesal, bete, galau. Memori yang bikin nangis darah, kesel sampe bikin pengen makan orang, seneng sampe bikin guling-guling sujud syukur. Semuanya hidup di otak saya. Saya sangat amat, banget-banget, bersyukur, karena hikmah dari berlama-lama di WC adalah saya bisa 'menghentikan waktu' dan memikirkan kembali makna hidup, bahwa hidup bukan tentang pilihan saja, tapi harus dengan penerimaan pula. Hidup adalah memilih untuk menerima.

Saya sangat berterimakasih kepada kamu-kamu yang membuat hidap saya berwarna sedemikian rupa, dan saya juga berterimakasih kepada Allah SWT karena telah memunculkan ide untuk membuat 'surga pembebasan' kepada manusia pertama yang menciptakannya. I bleshing all of you.

Terimakasih banyak.