Assalamualaikum wr. Wb

Apa kabar pembaca tersetia?

Alhamdulillah PAS Ganjil (Penilaian Akhir Semester Ganjil) selesai. Seletah dikoreksi, alhamdulillah nilainya bagus-bagus, (bu Nindi bangga sama anak kelas 1C J ). Jadi hari ini, anak kelas 1 C, bersama anak kelas 1 lainnya, (di Muhammadiyah 24 Rawamangun, kelas 1 sampai D) naik ke lantai 5. Ngapain ya harus ke sana?

                Dengar kabar mau naik ke lantai 5 anak-anak sudah ribut duluan. Ngobrol sana-sini, hebooh sekali. Bu Nindi gak mau hitung ah, capek... tinggal liatin aja, nunggu sampai diam sendiri. memang perlu nunggu agak lama daripada kalau dihitung sih, tapi ini kan mengajarkan mereka tau Bu Nindi gak akan bicara sampai mereka diam. Saking gemes sama temennya yang gak sadar-sadar diliatin Bu Nindi, mereka jadi saling mengingatkan (meskipun caranya masih agak kurang enak didenger, (nanti kita berlatih lagi ya)). Akhirnya anak-anak diam tertib.

                Pergi ke lantai 5 artinya harus melewati tangga berkalikali, jika ingin sampai ke puncaknya. Jadi, sebelum berangkat Bu Nindi sudah wanti-wanti tidak ada yang boleh lari-lari atau dorong-dorong. Alih-alih memakai kata, perintah, jangan dorong ya atau jangan lari-lari ya, Bu Nindi memilih untuk menggunakan kata tanya, seperti : Boleh tidak lari-lari? Bpleh tidak dorong-dorong? Dan membuat perjanjian, jika satu orang lari-lari atau dorong-dorong, semua naka-anak terpaksa harus tirun dan tidak ikut ke lantai 5.

                Betewe, ngapain sih ke lantai 5? Ternyata di lantai 5, atap sekolah, dijadikan tempat berkebun. Ada banyak sekali jenis-jenis sayuran yang ditanam di sana. Kelas 1 belajar tentang anggota tubuh tumbuhan. Tumbuhan yang dipakai adalah sawi. Asyik gak tuh?

  

Bu Nindi mengkondisikan anak-anak dengan yel

                Sesampainya di lantai 5, sinar matahari yang menyilaukan sempat membuat mereka kesulitan melihat, tapi tenang, sebagai guru yang handal, Bu Nindi memiliki cara agar mereka tetap fokus. Caranya yaitu, memberikan stimulus berupa, membuat lingkaran besar lingkaran kecil, setelah itu anak-anak diminta duduk. Selanjutnya melakukan tepuk-tepuk, seperti yel-yel atau sebagainya.

                Dilanjutkan dengan membuat anak tertarik dengan materi apa yang kita bawa. Cara dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang biasa terjadi di kehidupan sehari-hari? Contoh: siapa yang suka sayur? Siapa yang suka sawi? Kenapa sayur warnanya hijau? Dan sebagainya.

                Setelah tertarik baru deh menjelaskan detail dari bagian tumbuhan, tapi ingat, informasi yang kita berikan jangan diberikan secara mentah-mentah tapi tetap harus di stimulus dengan pertanyaan. misalnya, bagian tumbuhan ada apa saja ya? jika semua sudah menjawab, ditanya kembali apa ya kegunaannya? lalu bagaimana cara dia makan? bagaimana cara dia tumbuh? pertanyaan demikian bisa memberikan pemahaman, tapi bukan berasal dari guru, melainkan dari anak-anak sendiri. guru hanya memfasilitasi, supaya jawabannya searah dengan apa yang ingin guru tanamkan kepada anak.







Diakhir pembelajaran, Bu Nindi biasa bertanya bagaimana perasaannya selama belajar? setelah itu memberikan penguatan, dan mengajak anak-anak untuk turun kembali ke kelas. Seru kan? Itu lah kegiatan kelas 1 C. Sampai jumpa di kegiatan yang akan datang.